-->

16/12/2025

Banjir Rendam Ribuan Rumah di Jember, 1.271 KK Terdampak Luapan Sungai Bedadung


Jember, (Onenewsjatim)
– Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Jember sejak Senin siang hingga sore hari, Selasa (16/12/2025), mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Dampaknya, ribuan rumah warga terendam dan sebagian masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Indra Tri Purnomo, mengatakan bahwa berdasarkan data sementara, sebanyak 1.271 kepala keluarga terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah sungai, dengan Sungai Bedadung sebagai salah satu pemicu utama.

“Ketinggian air di beberapa lokasi mencapai lebih dari satu meter, sehingga petugas harus melakukan evakuasi terhadap warga,” ujar Indra, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai angin kencang berlangsung cukup lama dan menyebabkan debit air sungai meningkat drastis. 

Sebelumnya, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang berisiko menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, pada periode 11 hingga 20 Desember 2025.

Menurut Indra, sejumlah sungai di Jember meluap akibat hujan deras, di antaranya Sungai Bedadung, Kalijompo, Rembangan, Mayang, Gila, serta Sungai Dinoyo. Luapan air tersebut menggenangi permukiman warga di berbagai kecamatan.

BPBD Jember mencatat sedikitnya 20 titik banjir yang tersebar di Kecamatan Patrang, Kaliwates, Sumbersari, Pakusari, Kalisat, dan Rambipuji. Ketinggian genangan air bervariasi, mulai dari sekitar 30 sentimeter hingga mencapai dua meter.

“Di beberapa lokasi dengan genangan cukup tinggi, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman,” katanya.

Di Kampung Ledok Kebun Lor, Kelurahan Jember Kidul, sebanyak 26 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air antara 80 hingga 120 sentimeter. Sementara di wilayah Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, ratusan rumah terdampak. Bahkan, satu dapur milik warga dilaporkan roboh dan sejumlah rumah mengalami kerusakan akibat derasnya arus air.

Banjir juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Jembatan di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, tergerus banjir sekitar tiga meter hingga menyebabkan jembatan sepanjang 20 meter tersebut putus dan tidak bisa dilalui kendaraan.

“Untuk sementara, akses jembatan Desa Patemon ditutup karena kerusakannya cukup parah. Meskipun kondisi air sudah surut, jembatan masih membutuhkan penanganan lanjutan,” jelas Indra.

Wilayah terdampak terparah tercatat di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, dengan total 429 kepala keluarga terdampak banjir. Hingga Selasa dini hari pukul 03.21 WIB, petugas BPBD bersama relawan masih melakukan penanganan dan pendataan di lokasi.

Selain itu, banjir juga memaksa warga mengungsi, khususnya di Perumahan Villa Indah, Kelurahan Tegal Besar. Sebanyak 40 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa terdampak akibat ketinggian air yang mencapai lebih dari 1,2 meter.

Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Jember telah mendirikan tiga tenda keluarga untuL menampung warga yang mengungsi hingga kondisi dinyatakan aman.

Di Jalan Melon, Kecamatan Patrang, satu rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus banjir. Sementara empat kepala keluarga lainnya terpaksa mengungsi ke musala karena rumah mereka masih terendam.

Indra menambahkan, BPBD Jember bersama instansi terkait telah menyalurkan bantuan logistik di sejumlah titik terdampak, seperti Kepatihan, Gladak Kembar, dan Jalan Melon. 

Bantuan tersebut meliputi paket sembako, makanan siap saji, lauk pauk, perlengkapan masak dan makan, selimut, matras, kompor, serta bantuan khusus bagi lansia dan balita. (Fat)


13/12/2025

Tiga Jembatan Putus Diterjang Banjir, Polres Probolinggo Siaga Amankan Warga Tiris


Probolingggo, (Onenewsjatim)
– Polres Probolinggo Polda Jatim bergerak cepat membantu warga yang terdampak banjir dan jembatan putus di Kecamatan Tiris pada Kamis (11/12/2025) malam. 

Banjir yang terjadi akibat intensitas hujan tinggi mengakibatkan sejumlah jembatan penghubung antar desa di wilayah Andungbiru putus serta beberapa rumah warga terdampak. 

Adapun tiga jembatan yang terdampak banjir yakni Jembatan Kedaton, jembatan penghubung Desa Andungbiru – Desa Tiris, dan Jembatan Besi di belakang Balai Desa Andungbiru 

Kapolres Probolinggo AKBP M Wahyudin Latif mengatakan, bahwa sejak Kamis malam, Kapolsek Tiris beserta anggota dan BPBD Kabupaten Probolinggo sudah berada di lokasi untuk melakukan penanganan darurat. 

"Setelah menerima informasi jembatan putus, personel Polres Probolinggo bersama tim gabungan langsung mendatangi lokasi guna memastikan keselamatan warga proses evakuasi warga yang terdampak," kata AKBP Latif, Jumat (12/12).

AKBP Latif juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi susulan bencana mengingat cuaca masih tidak menentu. 

“Kami minta masyarakat tetap berhati-hati. Bila menemukan kondisi yang membahayakan, segera laporkan ke aparat terdekat,” ujarnya. 

Hingga Jumat pagi, proses pengecekan lanjutan dan pendataan kerusakan masih terus dilakukan oleh Polres Probolinggo bersama tim gabungan. 

Selain itu petugas juga disiagakan untuk membantu akses sementara akibat jembatan yang putus.

"Kami lakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk terus memantau perkembangan kondisi cuaca dan sudah menyiapkan pola - pola penyelematan warga jika sewaktu - waktu terjadi bencana," pungkas AKBP Latif. (*)

11/12/2025

Tepergok Beraksi, Pelaku Curanmor di Lumajang Bacok Anggota Polisi

Polisi melakukan olah TKP di jalan Gajahmada 

Lumajang, (Onenewsjatim)
 - Pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) nekat membacok anggota polisi saat dipergoki hendak melakukan pencurian, Kamis (11/12/2025). 

Akibatnya, seorang anggota Polsek Ranuyoso, Aiptu Susanto Kurniawan, mengalami luka serius dan kini menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Haryoto Lumajang.

Peristiwa bermula ketika dua anggota polisi melihat gerak-gerik mencurigakan dua orang terduga pelaku di halaman Kantor Notaris di Jalan Kapten Suwandak, Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Lumajang. Mengetahui dirinya diawasi, kedua pelaku segera melarikan diri.

Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menjelaskan bahwa kedua anggota tersebut langsung melakukan pengejaran.

“Awalnya dua anggota kami melihat gerak-gerik mencurigakan. Setelah itu langsung dilakukan pembuntutan dan pengejaran,” ujar AKBP Alex Sandy Siregar.

Dalam pelarian, kedua pelaku sempat menabrak seorang pelajar di depan Depot Ramona, Jalan Gajah Mada, hingga pelajar tersebut terjatuh. Sesaat setelah terjatuh dan hendak diamankan, salah satu pelaku mendadak mengeluarkan senjata tajam jenis clurit.

“Salah satu anggota saya, Aiptu Susanto Kurniawan, berusaha mengamankan. Namun pelaku mengeluarkan clurit dan melakukan perlawanan sehingga melukai anggota kami,” ungkap Kapolres Lumajang.

Akibat sabetan clurit tersebut, Aiptu Susanto mengalami tiga luka sobek, dengan luka terparah berada di bagian perut sebelah kiri. Saat ini ia menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Haryoto Lumajang dan memerlukan tindakan operasi.

“Kondisi luka di bagian perut cukup parah dan butuh penanganan operasi,” tambahnya.

Sementara itu, satu dari dua pelaku berhasil diamankan oleh petugas tidak lama setelah kejadian. 

Pelaku kini dirawat di RS Bhayangkara Lumajang karena mengalami luka saat upaya penangkapan. Setelah kondisinya membaik, pelaku akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

"Salah satu pelaku lainnya masih dalam pengejaran dan telah masuk dalam proses penangkapan oleh Satreskrim Polres Lumajang," ungkapnya 

Alex menjelaskan bahwa anggota yang terlibat pengejaran tidak membawa senjata api karena perizinan penggunaan senjata api mereka belum diterbitkan.

“Anggota tidak dibekali senjata api karena surat izin penggunaannya belum keluar,” jelas Alex. (Imam)


07/12/2025

Bupati Lumajang Tinjau Lokasi Banjir Lahar Semeru, Warga Kembali Ditawari Relokasi


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Bupati Lumajang Indah Amperawati meninjau langsung lokasi terdampak banjir lahar hujan Gunung Semeru di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Minggu (7/12/2025).

Bupati Lumajang Indah Amperawati menegaskan bahwa sejak awal pemerintah daerah telah mengimbau warga agar tidak lagi menetap di Dusun Sumberlangsep karena berada di wilayah rawan bencana.

“Sebenarnya dari awal warga di sini sudah kami imbau untuk tidak lagi berada di Dusun Sumberlangsep. Dulu kami juga pernah menawarkan relokasi ke Hunian Tetap (Huntap) di Desa Sumbermujur, tetapi sebagian warga memilih bertahan karena alasan mata pencaharian dan kesuburan lahan di sini,” ujar Indah Amperawati.

Ia menyebutkan, pasca kejadian banjir lahar hujan Gunung Semeru, sebagian warga memilih mengungsi, sementara lainnya masih bertahan dengan mengamankan diri di area perbukitan.

“Kami akan kembali menawarkan relokasi. Bagi warga yang menolak, terpaksa kami minta menandatangani berita acara pernyataan penolakan relokasi. Ini sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah bahwa kami sudah berupaya menyelamatkan warga,” tegasnya.

Meski demikian, Bupati Indah menegaskan pemerintah tetap mengutamakan keselamatan masyarakat. Relokasi ke Hunian Tetap Desa Sumbermujur masih memungkinkan karena kapasitasnya dinilai masih mencukupi, dan pemerintah daerah akan berkoordinasi lebih lanjut dengan kepala desa setempat.

Selain relokasi, Pemerintah Kabupaten Lumajang juga telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), khususnya Deputi Bidang Perencanaan. Salah satu hasil koordinasi tersebut adalah rencana pembangunan jembatan gantung sebagai pengganti jembatan limpas yang rusak akibat lahar.

“BNPB akan membangun jembatan gantung sepanjang kurang lebih 270 meter. Lokasinya kemarin sudah disurvei oleh tim BNPB,” terang Bupati.

Dalam penanganan darurat, Pemkab Lumajang memfokuskan pada penyelamatan warga dengan memastikan tidak ada lagi masyarakat yang tinggal di area rendah dan berbahaya di Dusun Sumberlangsep.

“Langkah kedaruratan yang paling utama adalah memastikan warga sudah tidak lagi berada di wilayah yang tidak aman. Selain itu, kami juga berupaya memperbaiki dan menata beberapa jalur lahar agar alirannya tidak semakin melebar,” pungkasnya.


Pasca Banjir Lahar Semeru, Warga Sumberlangsep Evakuasi Barang dan Ternak


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Pasca banjir lahar hujan Gunung Semeru, warga Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mulai mengevakuasi barang-barang rumah tangga dan ternak ke lokasi yang lebih aman, Minggu (7/12/2025).

Proses evakuasi melibatkan warga bersama personel TNI-Polri, BPBD Kabupaten Lumajang, serta para relawan. 

Berbagai barang seperti kasur, sofa, lemari, hingga ternak kambing dievakuasi menyusuri medan berat, bahkan harus menembus derasnya aliran lahar dingin di Sungai Regoyo.

Tak hanya barang, petugas gabungan juga membantu menyeberangkan warga, termasuk menggendong anak-anak saat melintas di tengah kuatnya arus lahar. 

Pantauan d-onenew.com, sejumlah rumah warga di kawasan tersebut nyaris tak terlihat, hanya menyisakan genteng di atas timbunan material pasir vulkanik.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Isnugroho, mengatakan berdasarkan data sementara terdapat kerusakan cukup signifikan akibat banjir lahar hujan Gunung Semeru.

“Data awal di Dusun Sumberlangsep terdapat 15 rumah warga dan satu bangunan masjid yang tertimbun material vulkanik. Selain itu, tiga sepeda motor milik warga juga ikut tertimbun,” ujar Isnugroho.

Ia menambahkan, di Dusun Kajang Kosong, Desa Sumberwuluh, tercatat dua rumah warga terbawa arus lahar dingin. 

Sementara itu, sebanyak 137 kepala keluarga di Dusun Sumberlangsep sempat terisolasi akibat luapan lahar.

"Sebagian warga menyelamatkan diri dan barang-barangnya ke rumah kerabat atau ke wilayah utara sungai. BPBD telah mendirikan pos pengungsian di lapangan dan dapur umum di Balai Desa Jugosari. Hingga siang hari sekitar pukul 12.00 WIB, tercatat sekitar 30 jiwa berada di lokasi pengungsian,” jelasnya.

Sementara itu, Kabag Ops Polres Lumajang, Kompol Jauhar Ma’arif, menyampaikan bahwa pihak kepolisian bersama Brimob Polda Jawa Timur terus melakukan bantuan evakuasi di wilayah terdampak.

“Polres Lumajang dibantu Brimob Polda Jatim hari ini fokus pada evakuasi barang-barang milik warga dari rumah-rumah di Dusun Sumberlangsep untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” kata Kompol Jauhar. (Imam)


06/12/2025

Masjid dan Belasan Rumah Tertimbun Lahar Semeru, Warga Mengungsi Ke Perbukitan


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Banjir lahar hujan Gunung Semeru kembali menerjang aliran Sungai Regoyo, tepatnya di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu (6/12/2025) sore. Luapan material pasir dan lumpur menyebabkan sejumlah rumah warga hingga satu bangunan masjid tertimbun.

Dalam video amatir warga yang beredar, tampak beberapa rumah di Dusun Sumberlangsep rusak parah. Sebagian bangunan bahkan nyaris tertutup material lahar.

“Ini jebol rumahnya, Pak, ada juga yang jebol dari belakang. Rata sudah, rumah tinggal separuh, hanya kelihatan gentengnya,” ujar seorang warga dalam rekaman video.

Pantauan media hingga Sabtu malam, sebagian besar warga memilih mengungsi ke area perbukitan yang lebih tinggi. Warga mendirikan tenda darurat dengan penerangan seadanya untuk menghindari ancaman susulan banjir lahar.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mencatat satu kali kejadian getaran banjir lahar dengan amplitudo maksimum 40 milimeter dan durasi hampir dua jam 13 menit.

Camat Candipuro, Shela Fazri, S.STP, MM, membenarkan peristiwa banjir lahar tersebut. Ia mengatakan dampak terparah terjadi di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari.

“Di Dusun Sumberlangsep terdapat sekitar 137 kepala keluarga yang saat ini terisolasi akibat akses terputus,” ujar Shela.

Ia menambahkan, hingga sementara ini terdapat sekitar 17 rumah warga yang dilaporkan tertimbun material pasir dan lumpur. Seluruh warga terdampak telah mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

“Yang terlaporkan ada 17 rumah tertimbun. Warga saat ini mengungsi di lereng-lereng yang lebih tinggi,” jelasnya.

Selain itu, akses menuju Dusun Sumberlangsep tidak dapat dilalui karena jembatan limpas tertutup material vulkanik hasil banjir lahar.

“Jembatan sudah tertimbun material vulkanik Semeru, sehingga akses tidak bisa dilewati,” kata Shela melalui pesan singkat WhatsApp.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Isnugroho, menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat melakukan asesmen dampak secara langsung di lokasi kejadian.

“Kami tim TRC BPBD belum bisa melakukan update data asesmen karena kondisi lapangan masih tidak memungkinkan untuk dimasuki oleh petugas,” ujar Isnugroho. (Fat)

Banjir Lahar Semeru Terjang Dusun Sumberlangsep, 9 Rumah Warga Terendam



Lumajang, (Onenewsjatim)
– Sebanyak sembilan rumah warga di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, terendam banjir lahar panas  Gunung Semeru yang disertai material pasir, Sabtu (6/12/2025).

Banjir lahar tersebut sebelumnya terekam dalam sebuah video amatir milik warga yang memperlihatkan aliran lahar panas disertai pasir mengepulkan uap panas saat melintasi Sungai Regoyo, sebelum akhirnya meluap dan masuk ke permukiman warga.

Akibat peristiwa itu, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke area perbukitan yang lebih aman. 

Warga mendirikan tenda darurat dari terpal untuk berlindung sementara dari ancaman banjir lahar susulan.

Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Semeru, tercatat terjadi satu kali getaran banjir atau lahar hujan dengan amplitudo 35 milimeter dan durasi mencapai 6.360 detik atau hampir dua jam.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Isnugroho, membenarkan adanya kejadian banjir lahar hujan yang meluap hingga ke permukiman warga tersebut.

“Benar, terdapat sembilan rumah warga yang terdampak banjir lahar hujan Semeru, serta satu warung yang mengalami kerusakan karena berada di tepi sungai, tepatnya di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro,” ujar Isnugroho saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (6/12/2025).

Ia menjelaskan, hingga saat ini BPBD Lumajang masih melakukan asesmen di lokasi terdampak.

Hal itu dikarenakan pada Jumat (5/12/2025) akses jalan menuju dusun tersebut belum dapat dilalui akibat tertutup material banjir lahar.

“Hari ini kami baru bisa melakukan asesmen, karena kemarin akses jalan masih tidak bisa dilewati akibat banjir lahar Semeru,” jelasnya.

Menurut Isnugroho, sebanyak 136 kepala keluarga (KK) di Dusun Sumberlangsep sempat terisolasi akibat tertutupnya akses jalan.

Namun, kondisi tersebut kini mulai membaik setelah alat berat diturunkan untuk membersihkan material pasir yang menutup jalur masuk ke dusun.

“Alat berat sudah dikerahkan untuk mengeruk pasir yang terbawa banjir lahar, sehingga akses jalan mulai terbuka. Dengan begitu, kami bisa melakukan asesmen serta menyalurkan bantuan logistik kepada warga,” katanya.

Lebih lanjut, Isnugroho menyampaikan bahwa masyarakat setempat telah melakukan upaya mitigasi bencana secara mandiri dengan mendirikan pos pengungsian di lokasi yang dinilai aman dari ancaman banjir lahar. 

Selain itu, lumbung dusun juga disiapkan dengan stok logistik untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap siaga, mengingat status aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level III atau Siaga. Seluruh rekomendasi jarak aman yang telah ditetapkan oleh Badan Geologi melalui PVMBG wajib dipatuhi demi keselamatan bersama,” pungkasnya.


05/12/2025

Operasi Zebra Semeru 2025, Angka Kecelakaan di Lumajang Turun Drastis


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025 yang berlangsung selama dua pekan, sejak 17 hingga 30 November, membawa dampak signifikan terhadap penurunan angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Lumajang.

Kanit Penegakkan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Lumajang, Ipda Dendy Cucu, mengungkapkan bahwa selama operasi berlangsung hanya tercatat empat kasus kecelakaan. 

Angka tersebut menunjukkan penurunan drastis dibandingkan periode yang sama pada Operasi Zebra tahun 2024.

“Tercatat selama operasi hanya ada 4 kasus kecelakaan lalu lintas, dengan korban 3 luka ringan dan satu luka berat. Sementara kerugian material mencapai sekitar Rp 2 juta,” ujar Ipda Dendy.

Ia menyebutkan, kecelakaan yang terjadi mayoritas melibatkan kendaraan roda dua. Faktor penyebabnya didominasi oleh kelalaian pengendara, seperti tidak menjaga jarak aman, berkendara dengan kecepatan tinggi, hingga kurangnya kewaspadaan di jalan.

“Dari seluruh kejadian, tidak ada korban meninggal dunia. Ini capaian yang sangat menggembirakan dibandingkan tahun sebelumnya,” tambahnya.

Menurut Ipda Dendy, turunnya angka kecelakaan dan pelanggaran selama Operasi Zebra menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam tertib berlalu lintas. 


Namun demikian, ia menekankan bahwa disiplin berkendara tidak boleh berhenti hanya pada saat operasi digelar.

“Kami berharap masyarakat tidak hanya tertib selama periode operasi, tetapi terus disiplin setiap hari. Keselamatan adalah kebutuhan, bukan sekadar aturan,” tegasnya.

Dengan capaian positif ini, Satlantas Polres Lumajang mendorong seluruh masyarakat untuk semakin patuh terhadap aturan lalu lintas demi terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas di wilayah Lumajang. (Imam)

Dua Truk Boks Adu Banteng di Jalur Pantura Situbondo, Dua Sopir Alami Luka Serius


Situbondo, (Onenewsjatim)
– Kecelakaan adu banteng melibatkan dua truk boks terjadi di Jalur Pantura, tepatnya di Jalan Raya Desa Banyuglugur, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Kamis (4/12/2025). Lokasi kejadian berada di perbatasan Situbondo–Probolinggo.

Benturan keras membuat salah satu truk terpental keluar badan jalan, sementara satu truk lainnya terguling dan melintang di tengah jalur utama, sehingga sempat membuat arus lalu lintas tersendat.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Situbondo, Ipda Hariyanto, menjelaskan bahwa kecelakaan bermula ketika truk boks bernopol N 8785 UV yang dikemudikan Sujalianto, warga Arjosari, Kabupaten Pasuruan, melaju dari arah barat menuju timur.

Saat hendak mendahului kendaraan lain, dari arah berlawanan muncul truk boks bernopol L 9692 BQ yang dikemudikan Habie Ullah, warga Tuban.

“Sesampainya di TKP, kendaraan truk boks L 9692 BQ oleng ke kanan sehingga menabrak bagian depan truk boks N 8785 UV,” jelas Ipda Hariyanto.

Akibat benturan tersebut, kedua kendaraan mengalami kerusakan parah. Truk L 9692 BQ mengalami ringsek pada bodi depan, kaca depan dan lampu pecah, serta bagian box belakang rusak.

Sementara truk N 8785 UV mengalami kerusakan pada bodi depan bagian kanan, kaca depan pecah, lampu depan pecah, bemper depan bengkok, kedua spion pecah, serta bagian box sebelah kiri jebol.

Tidak hanya kerusakan kendaraan, kecelakaan ini juga mengakibatkan korban luka.

Sopir truk N 8785 UV, Sujalianto, mengalami luka di punggung, tangan kanan, serta beberapa bagian tubuh lain.

Sedangkan sopir truk L 9692 BQ, Habie Ullah, mengalami patah kaki kanan, luka pada betis, dan luka di bagian pipi.

“Untuk penumpang truk L 9692 BQ mengalami luka lecet di dahi serta luka-luka di pergelangan tangan kanan,” tambahnya.

Polisi telah melakukan olah TKP dan mengevakuasi kedua kendaraan untuk mengurai kemacetan. Kasus kecelakaan ini masih dalam penanganan Satlantas Polres Situbondo.

04/12/2025

Angin Kencang Terjang Rowokangkung, 17 Rumah Rusak dan Tiang Listrik Roboh


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Kamis (4/12/2025) sore.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB itu menyebabkan sejumlah rumah warga rusak, pohon tumbang, hingga tiang listrik roboh yang menutup akses jalan antar desa.

Bencana angin kencang terpusat di Dusun Selok Ondung dan Dusun Pakeman, Desa Sumbersari. Sejumlah warga mengaku merasakan langsung kuatnya embusan angin yang disertai hujan deras.

“Angin berputar dengan cepat disertai hujan membuat sejumlah atap rumah warga rusak,” ujar Agustin, warga Desa Sumbersari.

Selain merusak rumah, angin kencang tersebut juga menjatuhkan beberapa tiang listrik.

“Trafo di dekat kamar-an roboh. Di area jalan SMP ada beberapa pohon dan tiang listrik tumbang. Saat ini listrik padam, Mas,” tambah Agustin.

17 Rumah Rusak, Puluhan Pohon Tumbang

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudi Cahyono, menyampaikan hasil asesmen awal yang dilakukan tim BPBD.

“Di Dusun Selok Ondung ada 8 rumah warga mengalami kerusakan, sedangkan di Dusun Pakeman ada 9 rumah. Total ada 17 rumah terdampak,” jelas Yudi.

Kerusakan rumah didominasi bagian atap, mulai dari asbes hingga genteng yang beterbangan. Selain itu, satu tiang listrik roboh di Jalan Dusun Pakeman, serta 16 pohon mahoni tumbang dan menutup akses jalan serta area persawahan.

“Dua sepeda motor, yaitu Honda Revo, juga tertimpa pohon. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujarnya.

Untuk sementara, akses jalan di Dusun Pakeman sudah kembali dapat dilalui kendaraan roda dua, sedangkan roda empat harus memutar melalui Desa Sidorejo.

BPBD bersama relawan akan melanjutkan pembersihan rumah warga yang tertimpa pohon pada Jumat pagi besokn

PLN Kerahkan 25 Personel dan Dua Truk Crane

Sementara itu, Manager PLN ULP Lumajang, Ardhyan Fajar, mengatakan pihaknya langsung melakukan penanganan cepat begitu mendapat laporan adanya dua tiang listrik yang roboh.

“Malam ini kami melakukan pendirian tiang dan perbaikan konstruksi dengan menerjunkan kurang lebih 25 personel dan dua truk crane,” ujar Ardhyan melalui pesan WhatsApp.

Ia memastikan timnya bekerja maksimal agar suplai listrik dapat segera kembali normal.

“Kami usahakan secepatnya supaya listrik normal kembali,” pungkasnya

Puting Beliung Hantam Dua Kecamatan di Lumajang, Satu Warga Meninggal Dunia


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Angin puting beliung menerjang dua kecamatan di Kabupaten Lumajang pada Rabu (3/12/2025) sore, mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. Satu orang juga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa pohon tumbang.

Dua kecamatan yang terdampak ialah Kecamatan Gucialit dan Kecamatan Padang. Di Gucialit, empat desa mengalami kerusakan, yakni Desa Dadapan, Pakel, Kenongo, dan Gucialit. 

Sementara itu di Kecamatan Padang, hanya Desa Kedawung yang dilaporkan terdampak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudi Cahyono, mengungkapkan bahwa puluhan rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi.

“Rumah warga yang rusak rata-rata di bagian atap karena tertimpa pohon tumbang,” ujar Yudi Cahyono.

Selain kerusakan bangunan, bencana angin puting beliung ini juga menelan korban jiwa. Satu warga atas nama Mujilah (64), warga Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, meninggal dunia akibat tertimpa pohon sengon berdiameter sekitar 50 cm.

“Korban tewas akibat tertimpa pohon tumbang jenis sengon dengan diameter 50 cm,” tambah Yudi.

Dari hasil asesmen BPBD mencatat 34 rumah warga mengalami kerusakan, 1 bangunan TK, dan 7 kandang hewan terdampak. Selain kerusakan material.

BPBD Lumajang bersama aparat desa dan relawan telah melakukan pendataan serta pembersihan material pohon tumbang. (Tim)

Angin Kencang Terjang Kedawung Lumajang, Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga dan TK Muslimat


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, pada Rabu (3/12/2025) sore. 

Cuaca ekstrem tersebut menyebabkan sejumlah pohon tumbang hingga menimpa rumah warga dan bangunan sekolah.

Kasubsi PIDM Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, menjelaskan bahwa salah satu pohon jenis Bayur berdiameter 30 cm tumbang dan menimpa rumah milik Sukanti, warga Dusun Krajan.

“Rumah milik Sukanti mengalami rusak sedang akibat tertimpa pohon Bayur yang roboh saat hujan deras dan angin kencang,” ujar Ipda Untoro.

Selain itu, sebuah pohon Petai berdiameter sekitar 15 cm juga tumbang dan menimpa atap bangunan TK Muslimat yang berada di desa tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Tidak hanya bangunan rumah dan sekolah, fasilitas peternakan milik warga juga ikut terdampak cukup parah. Kandang ayam milik Sumino, warga Dusun Benel, roboh dihantam angin kencang. 

Kerugian ditaksir mencapai Rp80 juta, terdiri dari kerusakan kandang berukuran 9 x 35 meter dan kehilangan ayam siap panen sebanyak 2.500 ekor.

Kandang ayam milik warga lainnya, Rotim, turut rusak setelah atap dan kayu penyangga roboh diterjang angin. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 juta.

Setelah menerima laporan, personel Polres Lumajang bersama BPBD langsung turun ke lokasi untuk melakukan penanganan.

“Petugas bersama warga melakukan pembersihan material pohon tumbang dan membantu mengevakuasi atap rumah yang mengalami kerusakan,” jelas pungkasnya. (Ayu)

02/12/2025

Penanganan Darurat Tanggul Besuk Kobokan Baru Capai 85 Persen, Target Dipastikan Molor


Lumajang, (Onenewsjatim) – Upaya penanganan darurat pasca erupsi Gunung Semeru terus dikebut di aliran Besuk Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. 

Hingga Selasa (2/12/2025), progres pengerjaan tanggul darurat telah mencapai 85 persen.

Kepala UPT PSDA Wilayah Sungai Bondoyudo Baru, Ir. Prabowo, ST, MT, mengatakan bahwa penanganan darurat saat ini masih berfokus pada perbaikan alur sungai dan penutupan tanggul sementara.

“Untuk saat ini progres penanganan darurat sudah mencapai 85 persen. Tanggul sudah ditutup sementara,” ujar Prabowo.

Ia menjelaskan bahwa target penyelesaian darurat pada 2 Desember 2025 diperkirakan tidak tercapai, mengingat masih adanya sejumlah kendala teknis di lapangan. 

Kerusakan tanggul eksisting yang dibangun pada era Presiden Soeharto sepanjang sekitar 300 meter menjadi tantangan besar, terutama setelah tergerus material lahar dari Gunung Semeru. Bahkan, material tersebut sempat meluber hingga ke pemukiman warga.

Menurut Prabowo, fokus utama saat ini adalah penanganan alur sungai sepanjang 500 meter. Pembukaan alur selebar 15 meter dengan kedalaman 10 meter juga akan terus diperdalam untuk memaksimalkan fungsi pengaliran lahar dingin.

“Pembukaan alur tersebut masih harus diperdalam lagi supaya lebih maksimal menghalau lahar dingin,” jelasnya.

Di lapangan, petugas menghadapi hambatan besar pada proses penyelesaian alur sudetan. Kondisi hulu Besuk Kobokan dipenuhi bongkahan batu besar yang sulit dipindahkan, sementara material lahar yang masih panas hingga hari ini turut memperlambat operasional alat berat.

“Masa tanggap darurat berakhir tanggal 2 Desember ini, pengerjaan dipastikan tidak sesuai target. Belum bisa selesai besok, mungkin ada perpanjangan waktu,” ujarnya.

Prabowo menambahkan bahwa sudetan bagian tengah masih belum cukup dalam, sehingga alat berat yang beroperasi kerap terhalang batu besar maupun panas material vulkanik.

Meski demikian, hasil uji coba beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa aliran lahar dingin sudah dapat mengalir lancar melalui alur baru yang sedang dikerjakan.

“Rencana ke depan, tanggulnya akan dipasangi bronjong oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS). Sementara ini pengerukan alur terus dilakukan supaya lebih dalam,” pungkasnya. 


01/12/2025

Awan Panas Semeru Hancurkan EWS dan CCTV, Upaya Peringatan Dini Terganggu


Lumajang, (Onenewsjatim) 
– Dampak erupsi Gunung Semeru tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga menghancurkan infrastruktur vital keselamatan. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan kerusakan parah pada sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di lereng gunung.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lumajang, Isnugroho, mengungkapkan bahwa kerusakan EWS mencapai angka 80 persen akibat terjangan awan panas guguran.

"Ada dua EWS berupa sirine di Desa Sumberurip dan Supiturang (Curah Kobokan) yang rusak," ujar Isnugroho ketika dikonfirmasi, Senin (1/12/2025).

Kerusakan ini menimbulkan kekhawatiran serius. Isnugroho menegaskan bahwa lumpuhnya alat ini membuat sistem deteksi otomatis tidak berfungsi. Jika terjadi erupsi susulan atau ancaman lahar hujan, peringatan dini kepada masyarakat tidak dapat dilakukan secara otomatis melalui sirine.

"Jadi apabila ada bencana lagi, kita tidak bisa memberikan peringatan awal," tegasnya.

Selain EWS, infrastruktur pemantauan visual juga mengalami kerusakan total. 

Sebanyak 8 unit kamera CCTV milik BPBD yang terpasang di titik-titik krusial hancur disapu awan panas. Kerusakan juga dialami oleh 1 unit alat komunikasi berupa pemancar radio.

Menghadapi situasi darurat tanpa dukungan teknologi yang memadai, BPBD Lumajang terpaksa menggunakan metode komunikasi konvensional. 

Isnugroho menyebutkan bahwa penyebaran informasi bahaya kini bergantung sepenuhnya pada jaringan telepon seluler.

"Saat ini ya bisa dikatakan (EWS) sudah tidak bisa berfungsi. Jadi informasi perkembangan Semeru kita lakukan via seluler," jelas Isnugroho.

BPBD Lumajang telah bergerak cepat merespons kerusakan ini. Isnugroho menyatakan bahwa seluruh inventarisasi kerusakan telah dilaporkan kepada Bupati Lumajang untuk ditindaklanjuti. Dukungan dari pemerintah pusat juga mulai berdatangan.

"Tadi pagi tim dari Deputi 1 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah melakukan cek lapangan dalam rangka perbaikan alat," tambahnya.

Sementara itu, PVMBG telah menurunkan status Gunung Semeru dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) pada 29 November 2025. Meski demikian, rekomendasi pembatasan aktivitas masyarakat tetap diberlakukan secara ketat.

PVMBG meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 13 kilometer dari puncak kawah. Di luar jarak tersebut, warga juga diimbau tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 17 kilometer dari puncak.

Selain itu, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena masih berisiko terdampak lontaran batu pijar.

Aktivitas Menurun, Gunung Semeru Turun Status ke Level III, Warga Diimbau Tetap Waspada


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Status aktivitas Gunung Semeru resmi diturunkan dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga) pada 29 November 2025 pukul 09.00 WIB. 

Penetapan ini dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM setelah memverifikasi adanya penurunan yang cukup signifikan pada aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Perubahan status ini disambut positif warga Lumajang, namun pemerintah menegaskan bahwa kewaspadaan tetap harus diutamakan mengingat dinamika Semeru yang masih berpotensi berubah sewaktu-waktu.

Menurut hasil evaluasi Badan Geologi, penurunan tingkat aktivitas Semeru merujuk pada analisis menyeluruh terhadap data visual, kegempaan, deformasi, serta sejumlah instrumen pemantauan lain. 

Usai erupsi besar pada 19 November 2025 yang melontarkan awan panas hingga 13,8 kilometer ke wilayah Besuk Kobokan, aktivitas gunung api menunjukkan kecenderungan melemah dan lebih stabil.

Plt. Kepala Badan Geologi, Lana Saria, menjelaskan bahwa tidak ditemukan indikasi masuknya magma baru ke permukaan.

“Saat ini aktivitas Semeru didominasi letusan berintensitas kecil hingga sedang, disertai guguran lava dan pelepasan gas dangkal. Dari catatan kegempaan, tidak terlihat adanya kenaikan tekanan magmatik,” jelasnya.

Data seismik juga menunjukkan aktivitas vulkanik dalam berada pada tingkat rendah. Variasi kecepatan seismik (dv/v), yang sempat menurun sebelum erupsi, kini kembali stabil. 

Sementara itu, hasil pemantauan tiltmeter dan GPS tidak mengindikasikan adanya deformasi signifikan yang berkaitan dengan pergerakan magma baru.

Kondisi tersebut menegaskan bahwa Semeru tengah memasuki fase relaksasi sistem vulkanik, sehingga penurunan status dapat dilakukan dengan dasar ilmiah yang kuat.

Meski begitu, potensi bahaya masih ada, terutama berupa awan panas guguran dan banjir lahar. Memasuki musim hujan, material hasil erupsi yang menumpuk di jalur sungai berisiko terbawa arus saat terjadi hujan lebat di puncak gunung.

Badan Geologi bersama Pemerintah Kabupaten Lumajang kembali mengingatkan masyarakat untuk mengikuti aturan zona bahaya yang telah ditetapkan, antara lain:

Tidak memasuki area tenggara di sepanjang Besuk Kobokan hingga radius 13 kilometer dari puncak.

Menghindari aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang aliran Besuk Kobokan, yang rawan terdampak hingga jarak 17 kilometer.

Menjauhi area dalam radius 5 kilometer dari Kawah Jonggring Seloko karena risiko lontaran material pijar.

Pemerintah daerah memastikan seluruh unsur kesiapsiagaan tetap berjalan optimal. Petugas BPBD, TNI, Polri, relawan, hingga komunitas kebencanaan masih melakukan pemantauan intensif, memperkuat jalur evakuasi, serta memastikan sistem peringatan dini berfungsi baik. Pos pengamatan juga tetap siaga memonitor aktivitas visual gunung setiap saat.

Penurunan status ini diharapkan memberi ketenangan bagi masyarakat, namun sekaligus mempertegas pentingnya pemahaman mitigasi bencana bagi warga yang tinggal di kawasan rawan.

Dengan sinergi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat, upaya perlindungan dan keselamatan warga dapat terus dilakukan secara cepat, efektif, dan berkelanjutan.

29/11/2025

Masuk Zona Merah Semeru, Bangunan Warung di Gladak Perak Dibongkar


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Puluhan bangunan permanen berupa warung yang berada di kawasan Gladak Perak, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, dibongkar karena masuk dalam zona rawan bencana erupsi Gunung Semeru dan potensi longsor.

Penertiban dilakukan oleh Satpol PP Lumajang bersama TNI-Polri, BBJN (Balai Besar Jalan Nasional) Provinsi Jawa Timur, Perhutani, serta dukungan masyarakat setempat. Sejumlah alat berat dikerahkan untuk mempercepat proses pembongkaran.

Kepala Bidang Penegakan Perda (Gakda) Satpol PP Lumajang, Enny Roseita Hadi, menyebut penertiban ini merupakan langkah penting menyusul meningkatnya aktivitas Gunung Semeru. Ia menegaskan bahwa lokasi warung-warung tersebut berada tepat di zona merah yang sangat berbahaya.

“Penertiban ini diambil menyusul meningkatnya aktivitas erupsi Gunung Semeru serta posisi bangunan yang berada tepat di zona rawan. Lokasi itu tidak boleh digunakan untuk aktivitas usaha maupun hunian,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).

Enny menjelaskan, sebelum pembongkaran dilakukan, pihaknya telah memberikan sosialisasi sekaligus meminta pemilik warung mengosongkan bangunan. Upaya ini dilakukan agar proses eksekusi berjalan tertib dan aman.

“Kami sudah melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada para pemilik bangunan. Setelah koordinasi dengan BBJN Jatim dan Perhutani, pembongkaran akhirnya dilakukan hari ini,” tambahnya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Lumajang, Isnugroho, menyampaikan apresiasi terhadap sejumlah pemilik warung yang memilih membongkar bangunan mereka secara mandiri sebelum penertiban dilakukan. Menurutnya, hal ini menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap bahaya erupsi.

“Kesadaran warga ini menjadi bagian krusial dari strategi mitigasi bencana. Dengan membongkar sendiri bangunan di zona rawan, mereka tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mempermudah jalur evakuasi serta memperkuat keamanan lingkungan,” kata Isnugroho.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi berbagai pihak, termasuk dukungan BBJN Jatim dan Perhutani, memastikan setiap langkah mitigasi dilakukan secara terukur dan berorientasi pada keselamatan publik.

Isnugroho menambahkan, proses pembongkaran akan dilanjutkan besok dengan pengawasan resmi dari instansi terkait untuk memastikan keamanan dan efektivitas penanganan.

“Partisipasi aktif masyarakat menjadi pilar utama dalam menjaga keselamatan bersama. Inisiatif seperti ini harus diapresiasi karena mampu menyelamatkan nyawa dan mengurangi potensi kerugian saat bencana terjadi,” tegasnya.

Langkah penertiban bangunan di kawasan Gladak Perak ini diharapkan menjadi upaya jangka panjang dalam memastikan area rawan tetap steril dan siap menghadapi potensi aktivitas Semeru yang masih fluktuatif. (Imam)

26/11/2025

Brimob Polda Jatim Gencarkan Patroli, Cegah Kriminalitas di Zona Merah Semeru


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Kepolisian terus meningkatkan patroli malam di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, khususnya Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

Upaya ini dilakukan guna memastikan keamanan rumah-rumah warga yang ditinggalkan karena harus mengungsi akibat aktivitas vulkanik yang masih berlanjut.

Patroli dialogis gabungan Sat Brimob Polda Jawa Timur dan Polres Lumajang pada Rabu (26/11/2025) malam mendapat apresiasi dari warga yang masih sesekali kembali ke rumah untuk memeriksa kondisi lingkungan.

Warga Merasa Terbantu dan Aman

Ahmad Khoironi, warga Dusun Umbulan, Desa Supiturang, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran aparat keamanan yang berkeliling setiap malam.

“Alhamdulillah sangat membantu karena rata-rata warga di sini sudah mengungsi. Masih ada yang sesekali pulang, jadi kehadiran Polisi membuat kami merasa aman. Takutnya ada oknum yang masuk atau memanfaatkan kondisi,” ujar Khoironi.

Ia menambahkan, listrik di daerah tersebut sempat padam, sehingga warga semakin khawatir dengan kondisi rumah yang ditinggalkan.

“Kadang kalau cuaca aman kami pulang sebentar buat lihat rumah. Semalam lampu menyala, tapi sekarang mati lagi jadi saya cek-cek sebentar,” ungkapnya.

Khoironi mengatakan banyak barang berharga yang belum sempat dipindahkan karena warga tidak memiliki tempat untuk mengangkut seluruh harta benda.

“Bukan banyak lagi, memang tidak diangkut karena tidak ada tempat,” ujarnya.

Brimob: Fokus pada Rumah Kosong dan Barang Berharga

Wadanyon B Pelopor Sat Brimob Polda Jatim, Kompol A. Munir, menjelaskan bahwa patroli malam dilakukan sebagai bentuk respons atas kebutuhan warga yang harus meninggalkan rumah dalam kondisi darurat.

“Malam ini kami dari Satuan Brimob Pelopor bersama Polres Lumajang melaksanakan patroli dialogis menyasar rumah-rumah warga yang ditinggalkan. Termasuk memastikan barang-barang berharga tetap aman dari potensi tindak kriminal,” jelas Kompol Munir.

Dalam patroli tersebut, petugas menemukan beberapa rumah yang masih menyimpan barang berharga namun terkunci rapat. Selain itu, sejumlah warga terlihat berjaga secara swadaya untuk mengamankan lingkungan sekitar.

Tak hanya rumah warga, petugas juga menemukan hewan ternak yang masih berada di kandang.

“Tadi ditemukan ternak ayam petelur milik warga, masih ratusan ekor dan dalam keadaan hidup,” tambahnya.

Polda Jatim: Patroli Dilakukan Berkala dan Terukur

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menegaskan bahwa patroli gabungan tersebut tidak dilakukan sesekali, melainkan secara berkala dan terukur, terutama pada jam-jam rawan ketika warga sedang beristirahat di pengungsian.

“Patroli ini tidak hanya sekali, namun rutin dilaksanakan pada jam-jam rawan. Tujuannya agar warga tahu bahwa kepolisian hadir dan merespons kebutuhan mereka,” ujar Kombes Abast.

Ia juga menyampaikan bahwa Polda Jatim telah mengerahkan satu SST atau 21 personel Sat Brimob lengkap dengan kendaraan roda dua untuk memperluas jangkauan patroli di wilayah terdampak.

“Dengan mobilitas tinggi menggunakan kendaraan roda dua, personel bisa menjangkau rumah-rumah yang posisinya tersebar dan berada di jalur sulit,” imbuhnya.

Warga Lebih Tenang Tinggalkan Rumah

Dengan pengamanan yang terus ditingkatkan, warga Desa Supiturang mengaku lebih tenang meninggalkan rumah sementara mereka mengungsi di lokasi yang lebih aman.

Patroli rutin tersebut menjadi langkah nyata dari kepolisian untuk menjaga situasi tetap kondusif dan mencegah potensi kriminalitas selama masa tanggap darurat erupsi Semeru.(Imam)

25/11/2025

Kepala BNPB Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Semeru, Pastikan Penanganan Bencana Berjalan Sesuai Arahan Presiden


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Selasa (25/11/2025). 

Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian penanganan bencana, baik dalam masa tanggap darurat maupun pasca-erupsi, berjalan sesuai prosedur dan arahan Presiden RI.

Dalam kunjungan tersebut, Suharyanto didampingi Bupati Lumajang, Danrem 083/Baladhika Jaya, Dandim 0821/Lumajang, serta Danyon 527/Baladewa Yudha. 

Mereka meninjau langsung kondisi permukiman warga yang terdampak guguran awan panas (APG) pada 19 November 2025, yang sebelumnya menerjang Dusun Sumbersari Kamar A dan Dusun Gemukmas di Desa Supiturang.

Letjen Suharyanto menyampaikan bahwa masa tanggap darurat tahap pertama resmi berakhir hari ini. Namun setelah evaluasi menyeluruh, pemerintah memutuskan memperpanjang status tanggap darurat selama tujuh hari ke depan.

“Siang ini saya bersama Bupati Lumajang, Danrem 083/Bdj, Dandim 0821, dan Danyon 527/By datang ke Desa Supiturang untuk memastikan penanganan bencana awan panas berjalan baik. Masa tanggap darurat tahap pertama berakhir hari ini dan diperpanjang satu pekan ke depan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa penanganan pasca-erupsi juga sudah berjalan sesuai aturan dan sejalan dengan arahan Presiden RI. BNPB, kata dia, terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah serta seluruh unsur yang terlibat dalam penanganan bencana.

“Kedatangan saya juga untuk memastikan penanganan pasca-erupsi berjalan sesuai aturan dan sesuai arahan Presiden,” tegasnya.

Aktivitas erupsi Gunung Semeru tercatat terus berulang sejak 2020 hingga 2025. Erupsi pada 19 November 2025 menjadi salah satu yang cukup berdampak terhadap pemukiman warga, khususnya di Dusun Sumbersari dan wilayah Supiturang.

Suharyanto mengapresiasi jalannya program tanggap darurat, termasuk sistem pengungsian yang dinilai tertata baik. Warga masih memanfaatkan waktu siang untuk kembali ke rumah demi menyelamatkan barang yang tersisa, dan pada malam hari kembali ke tempat pengungsian untuk keamanan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti kondisi permukiman warga yang berada di Zona Merah. Pada erupsi besar tahun 2021, pemerintah telah membangun hunian tetap (Huntap) di Desa Sumbermujur.

Namun sebagian warga memilih kembali ke kawasan rawan karena alasan jarak dan mata pencaharian.

“Warga yang terdampak erupsi tahun ini merupakan warga yang menolak relokasi dengan alasan jarak dan pekerjaan mereka di sini,” jelasnya.

Data sementara mencatat sekitar 100 rumah terdampak, dengan 22 di antaranya rusak berat hingga rata dengan tanah. Pemerintah memastikan proses relokasi akan kembali dilakukan. 

Kali ini, relokasi direncanakan berada di lokasi yang tidak jauh dari Dusun Sumbersari agar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga.

“Rencana relokasi sudah disiapkan oleh Bupati Lumajang dan kami akan mendukung sepenuhnya agar warga dapat menempati tempat yang lebih aman,” tambah Suharyanto.

BNPB menegaskan komitmen penuh dalam memastikan seluruh proses penanganan bencana berlangsung cepat, tepat, dan berorientasi pada keselamatan warga. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah terus bersinergi untuk memulihkan kondisi masyarakat pasca-erupsi Semeru. (Imam) 


BPBD Lumajang: Letusan Sekunder Semeru Masih Ancam DAS, Warga Diminta Waspada


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi letusan sekunder di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru pasca erupsi Gunung Semeru pada 19 November 2025.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudi Cahyono, mengatakan bahwa di hari ke-6 pasca erupsi, kondisi material yang mengendap di sepanjang aliran sungai masih berpotensi menimbulkan letusan sekunder, terutama saat terjadi hujan.

“Di hari ke-6 ini, kalau kita melihat dari pasca Semeru tanggal 19 November kemarin, memang endapan material dari Gunung Semeru sekarang akan menimbulkan letusan sekunder. Memang disebabkan adanya hujan kemarin, itu memicu terjadinya letusan sekunder,” ujar Yudi.

Ia menjelaskan bahwa wilayah yang berada di DAS Semeru, khususnya di aliran sungai seperti Dusun Sumbersari dan area Jembatan Piket Nol, menjadi lokasi yang perlu mendapatkan perhatian ekstra. 

Menurutnya, aktivitas masyarakat di kawasan terdampak maupun mereka yang datang sekadar melihat kondisi pasca erupsi harus dibatasi demi keselamatan.

“Kita harus meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah aliran Semeru. Tidak menutup kemungkinan ada warga setempat atau warga luar yang ingin melihat kondisi pasca erupsi, padahal risikonya masih tinggi,” tambahnya.

Yudi juga mengingatkan potensi dampak kesehatan akibat abu vulkanik dari letusan sekunder. Perubahan arah angin bisa membawa partikel halus ke pemukiman atau jalur lalu lintas, sehingga mengganggu aktivitas warga.

“Dampaknya, kalau melihat arah angin, abu letusan sekunder bisa menyebabkan gangguan pernapasan, termasuk sesak napas. Secara medis, partikel abu ini dapat memberikan efek negatif pada kesehatan masyarakat maupun pengendara yang melintas,” jelasnya.

24/11/2025

Brimob Polda Jatim dan Polres Lumajang Evakuasi Barang Berharga Warga Terdampak Erupsi Semeru


Lumajang, (Onenewsjatim)
– Puluhan personel gabungan dari Brimob Polda Jatim dan Polres Lumajang membantu warga mengevakuasi barang-barang berharga pasca erupsi Gunung Semeru di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Senin (24/11/2025).

Personel menyisir rumah-rumah yang tertimbun material vulkanik untuk menyelamatkan barang yang masih bisa diambil, seperti kasur, selimut, pakaian, hingga perlengkapan rumah tangga lainnya. 

Barang-barang tersebut langsung diangkut menggunakan mobil patroli untuk dibawa menuju lokasi pengungsian dan hunian tetap (Huntap) di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi permukiman warga yang rusak parah akibat diterjang awan panas guguran (APG). 

Personel kepolisian menggunakan perlengkapan lengkap seperti masker, sarung tangan, hingga sepatu boot dalam proses evakuasi. 

Selain mengamankan barang, petugas juga melakukan penyemprotan air ke bagian dalam rumah yang dipenuhi endapan abu guna memudahkan proses pencarian.

Danyon B Brimob Polda Jatim, Kompol Toni Agus Salim, mengatakan seluruh personel Brimob yang diterjunkan bekerja mengikuti arahan Kapolres Lumajang dalam penanganan darurat pascaerupsi.

“Untuk yang dilakukan Brimob Polda Jatim saat ini, kami selalu mengikuti perintah dari Bapak Kapolres Lumajang. Apa pun yang menjadi atensi Kapolres terkait penanganan korban bencana, kami selalu siap. Mau siang atau malam, kami tetap bergerak, tetapi tetap memperhatikan situasi dan keselamatan personel,” ujarnya.

Kompol Toni Agus Salim menjelaskan bahwa penguatan personel juga sudah disiapkan, mulai dari anggota Polsek, Polres Lumajang, Sat Brimob, hingga personel dari Sabhara Polda Jatim. Penggunaan kendaraan dari tiap Polsek turut ditarik ke lokasi untuk mempercepat proses evakuasi.

“Personel Brimob kurang lebih 50 orang, terdiri dari tim SAR dan dapur umum. Untuk Sabhara Polda Jatim juga kurang lebih 50 personel. Jadi kekuatan yang diterjunkan di sini cukup besar untuk percepatan evakuasi,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa aparat turut melakukan monitoring di titik-titik pengungsian, baik di sekolah dasar maupun sekolah menengah, untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi.

“Brimob juga melakukan deteksi dan pengawasan di tempat pengungsian, baik di SD maupun SMP. Banyak warga lansia dan anak-anak yang perlu perhatian khusus. Kami cek kebutuhan mereka, termasuk memberikan hiburan agar anak-anak tidak trauma,” pungkasnya. (Imam)

© Copyright 2024 Onenewsjatim | All Right Reserved