-->

28/12/2025

Jelang Nataru 2026, Polisi Petakan Titik Rawan Kecelakaan di Lumajang


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Polres Lumajang memetakan sejumlah titik rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Lumajang.

Pengguna jalan, khususnya pemudik yang melintas di jalur nasional, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

Salah satu titik yang menjadi perhatian serius adalah Jalan Raya Lumajang–Probolinggo KM 18, yang ditetapkan sebagai blackspot atau kawasan rawan kecelakaan. Lokasi tersebut masuk dalam pemetaan Operasi Lilin Semeru 2025–2026

Kasat Lantas Polres Lumajang, AKP Yulian Putra Prasviawan, STK, SIK, mengatakan penetapan titik blackspot dilakukan berdasarkan data kecelakaan yang terintegrasi dalam Integrated Road Safety Management System (IRMS).

“Penentuan titik blackspot ini kami perbarui setiap bulan melalui sistem IRMS. Jika terjadi kecelakaan berulang di titik yang sama atau dalam radius kurang dari satu kilometer, maka lokasi tersebut ditetapkan sebagai blackspot,” ungkap Yulian.

Ia menjelaskan, di Jalan Raya Lumajang–Probolinggo KM 18, dalam waktu singkat telah terjadi kecelakaan lalu lintas lebih dari dua kali, bahkan mengakibatkan korban jiwa.

“Berdasarkan mapping Operasi Lilin Semeru, di lokasi tersebut tercatat kecelakaan berulang dan ada korban meninggal dunia, sehingga kami tetapkan sebagai titik blackspot dan sudah kami laporkan untuk penanganan lebih lanjut,” jelasnya.

Yulian menambahkan, karakteristik jalan di wilayah Lumajang yang didominasi jalur nasional menjadi salah satu faktor tingginya potensi kecelakaan. 

Jalan yang lurus, lebar, dan kondisi aspal yang relatif bagus kerap membuat pengendara lengah dan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

“Di beberapa titik, seperti wilayah Kedungjajang, jalan yang mulus dan lurus sering membuat pengendara lalai. Apalagi saat curah hujan tinggi, kondisi aspal menjadi licin. Ditambah penerangan jalan yang masih kurang pada malam hari serta volume kendaraan yang cukup padat,” terangnya.

Untuk menekan angka kecelakaan dan fatalitas, Satlantas Polres Lumajang telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Di antaranya pemasangan rambu lalu lintas dan banner imbauan keselamatan di sepanjang jalur rawan.

“Kami juga mengerahkan anggota Satgas Preemtif dan Preventif untuk melakukan patroli rutin di titik-titik rawan kecelakaan,” kata Yulian.

Selain itu, pihak kepolisian berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang guna meningkatkan keselamatan pengguna jalan, khususnya di jalur yang masuk kategori rawan kecelakaan.

Yulian mengimbau masyarakat agar selalu mematuhi aturan lalu lintas, menjaga kecepatan kendaraan, serta meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintas di jalur nasional selama periode libur Nataru.

“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Kami harap masyarakat bisa lebih berhati-hati demi terwujudnya libur Natal dan Tahun Baru yang aman dan kondusif,” pungkasnya.


Rumah Tertimbun Lahar Semeru, 43 KK di Candipuro Dapat Dana Tunggu Hunian

 


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Sebanyak 43 Kepala Keluarga (KK) yang rumahnya tertimbun material pasir dan batu akibat banjir lahar Gunung Semeru akan menerima bantuan Dana Tunggu Hunian (DTH) dari Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Banjir lahar tersebut terjadi pada 5 dan 6 Desember 2025 lalu, yang menerjang permukiman warga di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, serta Blok Kajang Kosong, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. 

Akibat kejadian itu, puluhan rumah warga mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dihuni.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Isnugroho, mengatakan bahwa seluruh warga terdampak akan mendapatkan bantuan DTH sebagai bentuk bantuan sosial dari pemerintah daerah.

“Sebanyak 43 KK akan dibantu dana tunggu hunian. Rinciannya, 33 KK berada di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, dan 10 KK di Blok Kajang Kosong, Desa Sumberwuluh,” ujar Isnugroho 

Ia menjelaskan, besaran DTH yang diterima warga terdampak banjir lahar tersebut sama dengan DTH yang diberikan kepada warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, yakni sebesar Rp600 ribu per bulan.

“DTH ini bentuknya bantuan sosial. Nominalnya Rp600 ribu per bulan, sama seperti yang diterima warga Supiturang,” jelasnya.

Namun demikian, terdapat perbedaan pada periode pemberian bantuan. Untuk warga terdampak banjir lahar Semeru, DTH hanya diberikan selama dua bulan, sementara warga terdampak erupsi Semeru sebelumnya menerima bantuan selama tiga bulan.

“Beda dengan yang di Supiturang. Kalau di sana dapat selama tiga bulan, sedangkan yang terdampak banjir lahar ini hanya dua bulan,” tambah Isnugroho.

Terkait rencana relokasi, Isnugroho mengaku hingga saat ini belum ada kepastian. 

Menurutnya, relokasi masih menjadi persoalan karena sebagian warga menolak untuk dipindahkan dan proses penyediaan lokasi baru membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Kalau relokasi tergantung warganya mau atau tidak. Kalau mau, sebenarnya di BSD masih ada lahan. Tapi kalau tidak mau di sana dan memilih tempat baru, kemungkinan realisasinya masih lama,” pungkasnya. (Imam)


23/12/2025

Angin Puting Beliung Rusak Rumah Warga di Pasirian


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Bencana angin puting beliung melanda dua desa di Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Selasa (23/12/2025). 

Peristiwa tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan dan lima orang dilaporkan mengalami luka-luka.

Dua desa yang terdampak angin kencang tersebut yakni Desa Gondoruso dan Desa Bago. 

Di Desa Gondoruso, angin puting beliung terjadi secara tiba-tiba saat warga sedang berkumpul untuk memasak dalam sebuah hajatan.

Salah seorang warga Desa Gondoruso, Dwiyadi, menuturkan bahwa saat kejadian banyak warga berada di rumah milik Mansur. 

Tanpa disertai hujan, angin berembus sangat kencang hingga merobohkan bangunan rumah tersebut.

“Waktu itu banyak orang sedang masak, tiba-tiba angin besar datang dan bangunannya langsung roboh,” ujar Dwiyadi.

Ia menambahkan, selain merusak rumah, angin juga menyebabkan tiang listrik di sekitar lokasi tumbang dan menimpa bangunan lain. 

Akibat kejadian tersebut, tiga orang warga mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan medis.

Korban luka di Desa Gondoruso diketahui bernama Iin Indayani, Malika, dan Abu Mansur. Dua korban dilarikan ke RSUD Pasirian, sementara satu korban dengan kondisi lebih serius dirujuk ke RSUD dr. Haryoto Lumajang.

"Korbannya ada tiga orang, satu kondisinya cukup parah sehingga dibawa ke RSUD Haryoto Lumajang,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gondoruso, Suparman, mengatakan bahwa angin kencang sebenarnya sudah dirasakan warga sejak pagi hari. 

Meski tidak disertai hujan, hembusan angin terus berlangsung hingga akhirnya mencapai puncaknya dan menyebabkan bangunan roboh.

“Dari pagi anginnya memang sudah kencang, tidak hujan. Tadi anginnya membesar dan bangunan langsung roboh. Korban sudah kami bawa ke rumah sakit,” jelas Suparman.

Selain Desa Gondoruso, angin puting beliung juga menerjang Desa Bago, Kecamatan Pasirian. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, dua orang warga mengalami luka-luka akibat tertimpa pohon tumbang.

Kedua korban masing-masing bernama Doni Agus Saputra, warga Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, serta Sofiatul Rosyidah, warga Desa Condro, Kecamatan Pasirian. Keduanya saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Pasirian. (Imam)

22/12/2025

Warung Makan di Petahunan Lumajang Dilalap Api, Sepeda Motor Ikut Terbakar


Lumajang, (Onenewsjatim) –
Sebuah warung makan di wilayah Petahunan, Kabupaten Lumajang, mengalami kebakaran hebat pada Minggu malam (21/12/2025). 

Warung Makan Anggun yang berada di Jalan Semeru, Dusun Perjuangan, Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, dilaporkan hangus terbakar hingga rata dengan tanah.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, seluruh perlengkapan warung beserta satu unit sepeda motor milik pemilik usaha tidak berhasil diselamatkan dan habis terbakar.

Kebakaran pertama kali diketahui oleh seorang warga bernama Ikhwan sekitar pukul 20.42 WIB. 

Mengetahui api sudah membesar di lokasi yang berada di sebelah utara SPBU Petahunan, saksi segera melaporkan kejadian itu ke petugas pemadam kebakaran Satpol PP Kabupaten Lumajang.

Kasi Penanggulangan Bahaya Kebakaran Satpol PP Lumajang, Agus Haryoto, mengatakan proses pemadaman berlangsung cukup lama karena api sudah menjalar ke seluruh bangunan warung.

“Petugas mengerahkan dua unit armada pemadam, satu armada besar dan satu armada kecil, dengan estimasi air yang digunakan sekitar 14 ribu liter. Api berhasil dipadamkan dalam waktu kurang lebih satu jam,” ujarnya, Senin (22/12/2025)

Menurut Agus, warung makan tersebut diketahui milik Agus Sudsrianto, warga Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko. Saat kejadian, warung dalam kondisi tidak beroperasi sehingga tidak ada aktivitas di dalam bangunan.

“Warung sudah tutup, sehingga tidak ada korban. Namun seluruh isi warung hangus, termasuk satu unit sepeda motor Honda Vario yang berada di lokasi,” jelasnya.

Sementara itu, hingga kini penyebab pasti kebakaran masih belum dapat dipastikan. Aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan guna mengetahui sumber api yang memicu terjadinya kebakaran tersebut. (Imam)



16/12/2025

Banjir Rendam Ribuan Rumah di Jember, 1.271 KK Terdampak Luapan Sungai Bedadung


Jember, (Onenewsjatim)
– Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Jember sejak Senin siang hingga sore hari, Selasa (16/12/2025), mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Dampaknya, ribuan rumah warga terendam dan sebagian masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Indra Tri Purnomo, mengatakan bahwa berdasarkan data sementara, sebanyak 1.271 kepala keluarga terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah sungai, dengan Sungai Bedadung sebagai salah satu pemicu utama.

“Ketinggian air di beberapa lokasi mencapai lebih dari satu meter, sehingga petugas harus melakukan evakuasi terhadap warga,” ujar Indra, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai angin kencang berlangsung cukup lama dan menyebabkan debit air sungai meningkat drastis. 

Sebelumnya, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang berisiko menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, pada periode 11 hingga 20 Desember 2025.

Menurut Indra, sejumlah sungai di Jember meluap akibat hujan deras, di antaranya Sungai Bedadung, Kalijompo, Rembangan, Mayang, Gila, serta Sungai Dinoyo. Luapan air tersebut menggenangi permukiman warga di berbagai kecamatan.

BPBD Jember mencatat sedikitnya 20 titik banjir yang tersebar di Kecamatan Patrang, Kaliwates, Sumbersari, Pakusari, Kalisat, dan Rambipuji. Ketinggian genangan air bervariasi, mulai dari sekitar 30 sentimeter hingga mencapai dua meter.

“Di beberapa lokasi dengan genangan cukup tinggi, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman,” katanya.

Di Kampung Ledok Kebun Lor, Kelurahan Jember Kidul, sebanyak 26 rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air antara 80 hingga 120 sentimeter. Sementara di wilayah Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, ratusan rumah terdampak. Bahkan, satu dapur milik warga dilaporkan roboh dan sejumlah rumah mengalami kerusakan akibat derasnya arus air.

Banjir juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur. Jembatan di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, tergerus banjir sekitar tiga meter hingga menyebabkan jembatan sepanjang 20 meter tersebut putus dan tidak bisa dilalui kendaraan.

“Untuk sementara, akses jembatan Desa Patemon ditutup karena kerusakannya cukup parah. Meskipun kondisi air sudah surut, jembatan masih membutuhkan penanganan lanjutan,” jelas Indra.

Wilayah terdampak terparah tercatat di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, dengan total 429 kepala keluarga terdampak banjir. Hingga Selasa dini hari pukul 03.21 WIB, petugas BPBD bersama relawan masih melakukan penanganan dan pendataan di lokasi.

Selain itu, banjir juga memaksa warga mengungsi, khususnya di Perumahan Villa Indah, Kelurahan Tegal Besar. Sebanyak 40 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa terdampak akibat ketinggian air yang mencapai lebih dari 1,2 meter.

Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Jember telah mendirikan tiga tenda keluarga untuL menampung warga yang mengungsi hingga kondisi dinyatakan aman.

Di Jalan Melon, Kecamatan Patrang, satu rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus banjir. Sementara empat kepala keluarga lainnya terpaksa mengungsi ke musala karena rumah mereka masih terendam.

Indra menambahkan, BPBD Jember bersama instansi terkait telah menyalurkan bantuan logistik di sejumlah titik terdampak, seperti Kepatihan, Gladak Kembar, dan Jalan Melon. 

Bantuan tersebut meliputi paket sembako, makanan siap saji, lauk pauk, perlengkapan masak dan makan, selimut, matras, kompor, serta bantuan khusus bagi lansia dan balita. (Fat)


13/12/2025

Tiga Jembatan Putus Diterjang Banjir, Polres Probolinggo Siaga Amankan Warga Tiris


Probolingggo, (Onenewsjatim)
– Polres Probolinggo Polda Jatim bergerak cepat membantu warga yang terdampak banjir dan jembatan putus di Kecamatan Tiris pada Kamis (11/12/2025) malam. 

Banjir yang terjadi akibat intensitas hujan tinggi mengakibatkan sejumlah jembatan penghubung antar desa di wilayah Andungbiru putus serta beberapa rumah warga terdampak. 

Adapun tiga jembatan yang terdampak banjir yakni Jembatan Kedaton, jembatan penghubung Desa Andungbiru – Desa Tiris, dan Jembatan Besi di belakang Balai Desa Andungbiru 

Kapolres Probolinggo AKBP M Wahyudin Latif mengatakan, bahwa sejak Kamis malam, Kapolsek Tiris beserta anggota dan BPBD Kabupaten Probolinggo sudah berada di lokasi untuk melakukan penanganan darurat. 

"Setelah menerima informasi jembatan putus, personel Polres Probolinggo bersama tim gabungan langsung mendatangi lokasi guna memastikan keselamatan warga proses evakuasi warga yang terdampak," kata AKBP Latif, Jumat (12/12).

AKBP Latif juga mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi susulan bencana mengingat cuaca masih tidak menentu. 

“Kami minta masyarakat tetap berhati-hati. Bila menemukan kondisi yang membahayakan, segera laporkan ke aparat terdekat,” ujarnya. 

Hingga Jumat pagi, proses pengecekan lanjutan dan pendataan kerusakan masih terus dilakukan oleh Polres Probolinggo bersama tim gabungan. 

Selain itu petugas juga disiagakan untuk membantu akses sementara akibat jembatan yang putus.

"Kami lakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk terus memantau perkembangan kondisi cuaca dan sudah menyiapkan pola - pola penyelematan warga jika sewaktu - waktu terjadi bencana," pungkas AKBP Latif. (*)

© Copyright 2024 Onenewsjatim | All Right Reserved