-->

16/05/2025

“KALIBER 99”: Literasi Agama dan Pertanian Bersatu Wujudkan Kerukunan Umat Beragama di Pedesaan

“KALIBER 99”: Literasi Agama dan Pertanian Bersatu Wujudkan Kerukunan Umat Beragama di Pedesaan


Lumajang, (Onenewsjatim)
- Sebuah inovasi sosial yang menggabungkan pemahaman agama yang mendalam dengan pemberdayaan ekonomi petani tengah mengubah wajah kerukunan antarumat beragama di Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang.

Program bertajuk "KALIBER 99" (Kawasan Literasi Beragama 99), yang diprakarsai oleh Mohammad Mas’ud, S.Ag., M.A., seorang Penyuluh Agama Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) Rowokangkung, kini menjadi sorotan nasional atas upayanya merajut keharmonisan di tengah masyarakat pedesaan yang beragam.

Rowokangkung, di mana mayoritas penduduknya (70%) berprofesi sebagai petani, menjadi rumah bagi komunitas Muslim dan Katolik. Namun, interaksi yang minim dan prasangka yang terkadang muncul menjadi tantangan tersendiri.

Melihat kondisi ini, Mohammad Mas’ud yang akrab disapa Gus Ud, menggagas KALIBER 99 sebagai wadah tidak hanya untuk meningkatkan literasi agama yang moderat, tetapi juga untuk menyatukan kedua komunitas melalui sektor pertanian dan kolaborasi yang saling menguntungkan.

"KALIBER 99 ini bukan sekadar program belajar agama. Ini adalah sebuah gerakan perdamaian yang tumbuh dari kearifan lokal, dialog yang tulus antarumat beragama, dan pembangunan yang merangkul semua," ungkap Gus Ud dengan penuh semangat.

Sinergi dengan "GERBAS TANI" (Gerakan Belanja Sayuran di Lahan Petani) menjadi jantung dari program ini. Melalui GERBAS TANI, petani Muslim dan Katolik bekerja sama bahu membahu mulai dari menanam, memanen, hingga memasarkan hasil bumi mereka. 

Lebih dari sekadar keuntungan ekonomi, kolaborasi ini menciptakan ruang dialog dan interaksi nyata yang menumbuhkan toleransi, saling menghormati, dan kesadaran akan pentingnya kebersamaan.

Gus Ud menjelaskan beberapa pilar utama dalam program KALIBER 99, di antaranya:

 1. Pendidikan Agama Moderat: Pusat-pusat pembelajaran masyarakat didirikan untuk memadukan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dengan isu-isu ketahanan pangan.

 2. Kampanye Sosial Antaragama: Kegiatan-kegiatan sosial seperti bakti sosial bersama dan gotong royong membersihkan desa melibatkan partisipasi aktif dari berbagai latar belakang agama.

 3. Program Pemberdayaan Pemuda: Siswa dari sekolah Islam dan Katolik dilibatkan dalam proyek-proyek budaya dan spiritual bersama, menanamkan nilai-nilai persatuan sejak dini.

 4. Inisiatif Media Kreatif: Pembuatan film pendek seperti "Bilik" menjadi media efektif untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari yang penuh kerukunan antarumat beragama.

 5. Kolaborasi Ekonomi: Program ini memastikan bahwa petani dari berbagai agama memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat dari usaha pertanian yang mereka jalankan.

Program ini telah menciptakan dampak sosial yang signifikan. Masyarakat melaporkan adanya peningkatan rasa kebersamaan, keterlibatan aktif dalam kegiatan desa, dan ketahanan ekonomi yang lebih baik. Tak heran, KALIBER 99 kini mendapat pengakuan nasional dan menjadi nominasi dalam Penghargaan Konselor Agama Islam Nasional 2025.

“Kami ingin menunjukkan bahwa dari desa kecil, bisa tumbuh model kerukunan yang kuat dan berkelanjutan. Perdamaian bisa ditanam seperti benih—dengan iman, literasi, dan kerja sama,” tegas Mas’ud.

Para tokoh masyarakat setempat bahkan menyebut KALIBER 99 sebagai "model yang patut dicontoh untuk membangun perdamaian antaragama di seluruh Indonesia, bahkan di kancah internasional."

Keberhasilan KALIBER 99 juga mengantarkan program ini meraih pengakuan di tingkat nasional dengan masuk dalam nominasi Penghargaan Konselor Agama Islam Nasional 2025. 

Hal ini semakin mengukuhkan KALIBER 99 sebagai tolok ukur untuk konseling agama yang integratif dan pembangunan pedesaan yang inklusif.

"Dari tanah pedesaan Rowokangkung ini, kita menyaksikan tumbuhnya sebuah model perdamaian yang unik. Akarnya adalah literasi agama yang mendalam, pupuknya adalah keimanan yang tulus, dan buahnya adalah kerja sama yang menghasilkan persatuan," pungkas Gus Ud, sosok penyuluh agama yang juga tengah menyelesaikan studi doktoralnya di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (UINKHAS) Jember. 

Dedikasi dan inovasi Gus Ud dalam merajut kerukunan melalui KALIBER 99 menjadi inspirasi bagi upaya membangun harmoni di tengah keberagaman Indonesia. (Imam)

Baca Artikel Terkait Lainnya

Baca juga Artikel Lainnya

© Copyright 2024 Onenewsjatim | All Right Reserved