Gara-gara Seliter Bensin, Keponakan di Lumajang Gugat Paman ke Pengadilan

Gara-gara Seliter Bensin, Keponakan di Lumajang Gugat Paman ke Pengadilan

Lumajang, (Onenewsjatim) – Perselisihan keluarga berujung ke meja hijau terjadi di Kabupaten Lumajang. Seorang perempuan bernama Rofi’ah (53), warga Desa Sawaran Lor, Kecamatan Klakah, melaporkan pamannya sendiri, Sahar (63), ke pihak berwajib akibat dugaan penganiayaan.

Peristiwa ini bermula pada Juli 2024, ketika Sahar datang ke warung milik Rofi’ah dan meminta izin meminjam selang bensin. Setelah itu, Rofi’ah menyadari satu botol bensin berukuran 1 liter yang biasa dijualnya di warung telah raib.

Kecurigaan mengarah pada Sahar setelah ia melihat pamannya itu tengah mengisi bahan bakar ke sepeda motornya.

Situasi pun memanas ketika Rofi’ah menegur Sahar. Adu mulut tak terhindarkan hingga Sahar emosi dan memukul keponakannya itu menggunakan sapu lidi yang berada di sekitar lokasi.

Tak berhenti di situ, setelah Rofi’ah pergi dari tempat kejadian, Sahar kembali menghampirinya. Kali ini ia diduga melakukan pemukulan tambahan disertai ancaman, mengenai lengan kiri korban.

Berdasarkan hasil visum dari RS Bhayangkara, Rofi’ah mengalami sejumlah memar di lengan atas, kaki bagian bawah, serta pergelangan kaki akibat benturan benda tumpul.

Humas Pengadilan Negeri Lumajang, I Gede Adhi Gandha Wijaya, mengungkapkan bahwa majelis hakim telah berupaya memediasi kedua pihak melalui restorative justice dalam sidang pemeriksaan saksi.

"Saksi korban yang notabene masih keluarga telah memberikan maaf kepada terdakwa," ujarnya di Lumajang, Rabu (30/4/2025).

Kendati demikian, Gandha menegaskan bahwa pemberian maaf tersebut tidak serta merta menghentikan proses hukum. Maaf dari korban hanya akan menjadi pertimbangan hakim sebagai alasan pemaaf, bukan sebagai pembenar atas tindakan yang telah dilakukan.

"Belum bebas, proses tuntutan dan vonis masih akan berjalan. Meskipun sudah ada maaf, perbuatan terdakwa tetap dianggap salah di mata hukum. Dalam hukum pidana, yang dihukum adalah perbuatannya, bukan semata-mata orangnya," pungkas Gandha.