-->

08/10/2025

Empat Saudara Asal Probolinggo Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Empat Saudara Asal Probolinggo Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny


Probolinggo, (Onenewsjatim)
— Empat santri bersaudara asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadi bagian dari sedikit korban yang berhasil selamat dalam tragedi ambruknya musholla Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada awal pekan lalu.

Meski mengalami luka, keempatnya tetap menunjukkan semangat luar biasa dan bertekad untuk kembali menimba ilmu di pondok setelah kondisi mereka pulih.

Saat ini, mereka tengah menjalani masa pemulihan di rumah orang tua mereka yang berada di Desa Sepuh Gembol, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo.

Keempat santri tersebut adalah Maulana Ibrahim Zainul Yaqin (18), M. Alvin Ramadhani (18), Zainul Hakim Muzakki (15), dan Syailendra Haikal.

Dari keempat bersaudara itu, hanya Syailendra Haikal yang masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Sidoarjo. Ia berhasil dievakuasi oleh tim SAR beberapa hari setelah kejadian dalam kondisi lemah. Saat ditemukan, Haikal berada di bawah tubuh seorang santri lain yang tewas dalam posisi sujud, diduga tengah melindunginya.

Sementara tiga saudaranya kini telah diperbolehkan pulang dan menjalani perawatan di rumah. Maulana Ibrahim, kakak tertua, mengalami luka serius di pergelangan kaki kiri akibat tertimpa beton dan sempat menjalani operasi selama dirawat tiga hari di rumah sakit.

“Alhamdulillah, meski harus menahan sakit, anak kami masih diberi keselamatan,” tutur Sulastri, ibu Maulana Ibrahim, dengan mata berkaca-kaca.

Berbeda dengan sang kakak, M. Alvin Ramadhani hanya mengalami luka ringan di bagian kepala akibat benturan material bangunan. Ia kini melanjutkan proses pemulihan di rumah.

Sementara itu, Zainul Hakim Muzakki (15), adik bungsu mereka, selamat karena saat kejadian tidak sedang berada di lokasi.

Kondisinya yang sedang sakit membuat ia beristirahat di asrama ketika musholla ambruk. Beberapa saat sebelum peristiwa terjadi, ia bahkan sempat menelepon ibunya untuk meminta dijenguk.

“Saya sangat bersyukur. Andai waktu itu anak saya ikut shalat berjamaah, mungkin ceritanya akan lain,” ungkap Zainab, ibunda Muzakki, penuh haru.

Meski sempat menjadi korban dan mengalami luka, keempat bersaudara ini menegaskan niat mereka untuk kembali belajar di Pondok Pesantren Al Khoziny setelah situasi memungkinkan.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui pihak Kecamatan Wonomerto juga menyatakan komitmennya untuk mendampingi proses pemulihan para santri tersebut.

“Kami terus memantau kondisi keempat santri asal wilayah kami dan berkoordinasi dengan keluarga serta pihak pesantren agar mereka mendapatkan perawatan terbaik,” ujar Iswahyudi, Sekretaris Camat Wonomerto.

Sebagaimana diketahui, operasi pencarian dan evakuasi korban yang dilakukan oleh Kantor SAR Surabaya resmi ditutup pada Selasa (7/10/2025).

Dalam tragedi runtuhnya musholla Ponpes Al Khoziny tersebut, sedikitnya 63 korban meninggal dunia berhasil ditemukan, termasuk enam bagian tubuh yang teridentifikasi di lokasi kejadian.

Baca Artikel Terkait Lainnya

Baca juga Artikel Lainnya

© Copyright 2024 Onenewsjatim | All Right Reserved